Jangan Melihat dari Sudut Pandang Sempit

Jangan Melihat dari Sudut Pandang Sempit

(Musyafa Ahmad Rahim)

Suatu hari seorang suami pulang kerja

Dan mendapati tiga orang anaknya sedang berada di depan rumah

Semuanya bermain lumpur, dan masih memakai pakaian tidur

Berarti semenjak bangun tidur, mereka belum mandi dan belum berganti pakaian

Sang suami melangkah menuju rumah lebih jauh

Ternyata .. kotak-kotak bekas bungkus makanan tersebar di mana-mana

Kertas-kertas bungkus dan plastic bertebaran tidak karuan

Dan … pintu rumah bagian depan dalam keadaan terbuka

Begitu ia melewati pintu dan memasuki rumah …

masyaAllah … kacau … berantakan …ada lampu yang pecah

ada sajjadah yang tertempel dengan permen karet di dinding

televisi dalam keadaan on dan dengan volume maksimal

boneka bertebaran di mana-mana

pakaian acak-acakan tidak karuan menyebar ke seluruh penjuru

ruangan dapur?

Ooooh tempat cucian piring penuh dengan piring kotor sisa makanan pagi masih ada di atas meja makan

pintu kulkas terbuka lebar

sang suami mencoba melihat lantai atas

ia langkahi boneka-boneka yang berserakan itu

ia injak-injak pula pakaian yang berserakan tersebut

maksudnya adalah hendak mendapatkan istrinya

siapa tahu ada masalah serius dengannya

pertama sekali ia dikejutkan oleh air yang meluber dari kamar mandi

semua handuk berada di atas lantai dan basah kuyup

sabun telah berubah menjadi buih

tisu kamar mandi sudah tidak karuan rupa, bentuk dan tempatnya

cermin penuh dengan coretan-coretan odol

dan begitu ia melompat ke kamar tidur

ia dapati istrinya sedang tiduran sambil membaca komik!!!

Melihat kepanikan sang suami, sang istri memandang kepadanya dengan tersenyum

Dengan penuh keheranan sang suami bertanya: “apa yang terjadi hari ini wahai istriku?!!”.

Sekali lagi sang istri tersenyum seraya berkata:

“bukankah setiap kali pulang kerja engkau bertanya dengan penuh ketidak puasan: ‘apa sih yang kamu kerjakan hari ini wahai istriku’,

bukankah begitu wahai suamiku tersayang?!”

“betul” jawab sang suami.

“baik” kata sang istri“

“hari ini, aku tidak melakukan apa yang biasanya aku lakukan”.

MESSAGE yang ingin disampaikan adalah:

1. Penting sekali semua orang memahami, betapa orang lain mati-matian dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang lain itu agar kehidupan ini tetap berimbang, berimbang antara MENGAMBIL dan MEMBERI, TAKE and GIVE

2. Dan … agar tidak ada yang mengira bahwa dialah satu-satunya orang yang habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan dan masalah serta menyelesaikannya

3. Dan … jangan dikira bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang tampaknya santai, diam, dan enak-enakan … jangan dikira bahwa mereka tidak mempunyai andil apa-apa

4. Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT