Masjidil Aqsha dalam Bahaya

KNRP – Suasana genting mencekam, menyelimuti kota Al Quds (Jerussalem). Meski tentara Israel telah mengumumkan Tepi Barat telah dibuka kembali dari blockade lima hari, tapi kenyataannya tidak begitu. Pasukan Zionis Israel masih saja melakukan ragam aksi teror dan ragam bentuk blokade di seantero Tepi Barat dengan menempatkan pasukan di berbagai sudut kota Al Quds (Jerussalem).

Jubir tentara Israel Rozenfeld mengatakan bahwa ada tiga ribu polisi dan tentara yang masih siaga mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadi di AL Quds.” Menurutnya, keputusan larangan bagi para warga Palestina kecuali di atas lima puluh tahun, dan larangan bagi seluruh pengunjung non Muslim, untuk masuk ke wilayah Masjid Al Aqsha, masih akan tetap terus dilakukan. Polisi Israel menyatakan pihaknya telah menangkap 60 orang pemuda Palestina yang terlibat dalam aksi perlawanan di “hari kemarahan” (16/3).

Sementara itu, pos-pos penjagaan masih bertebaran di berbagai kota Nablus, Utara Tepi Barat. Pasukan Israel melakukan pemeriksaan di pos pos tersebut. Menurut saksi mata, tentara Zionis Israel sejak pagi buta telah menempatkan ratusan mobil perang di berbagai tempat. Mereka juga melakukan penangkapan atas warga Palestina yang dicurigai bagian dari organisasi perlawanan Palestina.

Pemerintah Palestina di Gaza dalam pernyataannya mengajak semua pihak Palestina berhenti dari langkah dialog dan perundingan dalam bentuk apapun denganZionis Israel serta, mencabut kerjasama keamanan dengan penjajah Israel. “Aksi Israel melakukan peresmian Sinagog Al Kharab, lalu dilanjutkan dengan meningkatnya eskalasi pendudukan di sejumlah tempat suci kita dan tanah kita, tanpa ketegasan respon dari negara-negara Islam, membuat penjajah kian berani melanjutkan rencananya,” tulis pemerintah Palestina di Gaza. Mereka juga mengajak seluruh pemuda Palestina untuk terus menyatakan protesnya dan penolakannya terhadap apa yang dilakukan penjajah Zionis Israel, dengan berbagai cara. (mln/iol)

knrp.or.id