palestina dan kita
banyak saya baca komentar-komentar negatif yang ditujukan kepada orang-orang yang memberikan pembelaannya kepada palestina, biasanya yang mereka sampaikan adalah ” untuk apa membantu palestina sementara di indonesia masih banyak yang perlu dibantu?”, padahal mereka yang membantu palestina adalah juga orang yang sama yang membantu sekian banyak problem rakyat di Indonesia, mereka juga yang turun tangan membantu di tempat-tempat bencana, membantu korban tsunami, banjir dan yang lainnya.
saya copy paste-kan satu artikel yang mudah-mudahan bisa membuka mata hati mereka2 yang belum peduli terhadap palestina
MUHAMMAD AMIN AL HUSAINI DAN KEMERDEKAAN RI
2008-08-19 11:48:43
MUHAMMAD AMIN AL HUSAINI DAN KEMERDEKAAN RI
oleh : H. Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA
Email: ferryn2006@yahoo.co.id
Beliau memiliki nama lengkap Muhammad Amin bin Muhammad Thahir bin Musthafa Al Husaini gelar Mufti Falestin Al Akbar (Mufti Besar Palestina), lahir di Al Quds pada tahun 1893. Diangkat menjadi mufti Palestina pada tahun 1922 menggantikan saudaranya Muhammad Kamil Al Husaini.
Sebagai ulama yang berilmu dan beramal, memiliki wawasan yang luas, kepedulian yang tinggi, Syekh Muhammad Amin Al Husaini mengetahui dan merasakan penderitaan kaum muslimin di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia akibat penjajahan yang dilakukan kaum kolonial.
Dukungan terhadap kaum muslimin dan negeri-negeri muslim untuk merdeka dari belenggu penjajahan senantiasa dilakukan oleh Syekh Muhammad Amin Al Husaini, termasuk dukungan bagi kemerdekaan Indonesia.
Ketika tidak ada suatu negara dan pemimpin dunia yang berani memberi dukungan secara tegas dan terbuka terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia, maka dengan keberaniannya, Syekh Muhammad Amin Al Husaini mufti Palestina menyampaikan selamat atas kemardekaan Indonesia.
M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, didalam bukunya yang berjudul Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Penerbit Bulan Bintang Jakarta, 1980, hal. 40, menjelaskan tentang peranserta, opini dan dukungan nyata Syekh Muhammad Amin Al Husaini secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia :
“Sebagai contoh, pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al Husaini (melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian “Al Ahram” yang terkenal telitinya juga menyiarkan.”
Syekh Muhammad Amin Al Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia” dan memberi dukungan penuh.
Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini. Sehingga tidak mengherankan ada suara yang sumir, minor, bahkan sinis ketika ada anak negeri ini membantu perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka, membebaskan tanah airnya dan masjid Al Aqsha dari belenggu penjajah Zionis Israel.
“Kenapa kita mikirin negeri Palestina? Negeri sendiri saja bayak masalah!”.
Itulah ungkapan orang yang egois, orang yang berpikiran parsial, orang yang wawasannya hanya dibatasi teritorial yang sempit.
Kalimat tersebut diatas merupakan gambaran orang yang tidak pandai bersyukur, orang yang tidak pandai berterima kasih, ibarat pepatah mengatakan, ”seperti kacang lupa dengan kulitnya”.
Disinilah pentingnya mengenal dan mengetahui sejarah, sehingga tidak mudah dibodohi orang, ada kata-kata hikmah, “orang yang tahu sejarah akan punya ‘izzah”.
“Orang yang paling banyak bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling banyak berterima kasih kepada manusia”. (HR. Thabrani).
“Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia”.(HR. Abu Daud).
Seharusnya kita berfikir dan merenung, kenapa Indonesia, negeri yang subur dan memiliki sumberdaya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang potensial tidak dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyat? Mungkin salah satu sebabnya adalah karena kita tidak pandai bersyukur, tidak pandai berterima kasih.
Perhatikanlah peringatan Allah dalam Al Qur’an:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”.(QS: Ibrahim/14:7).
Setelah berjuang tanpa kenal lelah, Syekh Muhammad Amin Al Husaini wafat pada tanggal 4 Juli 1974, di makamkan di pekuburan Syuhada’, Al Maraj, Beirut, Libanon.
Kaum muslimin dan tokoh pergerakan Islam menangisi kepergian ulama pejuang, pendukung kemerdekaan Indonesia, mufti pembela tanah waqaf Palestina, penjaga kemuliaan masjid Al Aqsha.